Nuralfi’ah_Sumatera Selatan
Abstrak
Pernikahan anak masih menjadi isu global yang mengancam hak anak perempuan atas pendidikan, kesehatan, dan masa depan. Salah satu media yang mengangkat isu ini adalah Girl Rising (2013), sebuah film dokumenter yang memotret sembilan kisah inspiratif dari berbagai negara, termasuk Ethiopia. Artikel ini bertujuan untuk mengulas kisah Azmera dari Ethiopia dalam film Girl Rising, mengidentifikasi faktor keberanian yang membuatnya menolak pernikahan paksa, serta menyoroti pesan moral yang relevan secara global. Penulisan artikel dilakukan dengan metode studi pustaka melalui penelusuran literatur dan peninjauan narasi film Girl Rising. Data dianalisis secara deskriptif untuk menemukan pesan dan relevansi kisah Azmera terhadap isu kesetaraan gender dan pendidikan.
Azmera, gadis berusia 13 tahun, menolak pernikahan paksa dengan dukungan kakaknya. Keputusan tersebut memungkinkan ia melanjutkan pendidikan dan menghindari konsekuensi negatif dari pernikahan anak. Film ini menegaskan bahwa keberanian individu, dukungan keluarga, dan pendidikan adalah faktor kunci dalam memutus tradisi yang merugikan anak perempuan. Kisah Azmera menginspirasi perjuangan global melawan pernikahan anak. Pemberdayaan anak perempuan memerlukan dukungan lingkungan, akses pendidikan, dan keberanian untuk menolak praktik yang merampas hak mereka.
Kata kunci: Pernikahan anak usia dini.
Full version download PDF