Membumikan Budaya, Mendigitalkan Warisan : Sayyang Pattudu hingga Tenun Mandar

Pendahuluan

Sulawesi Barat terletak di bagian barat Pulau Sulawesi, sebuah wilayah yang menghadap langsung ke perairan luas Selat Makassar. Provinsi ini secara administratif berbatasan dengan Sulawesi Tengah di utara, Sulawesi Selatan di timur dan selatan, serta di sebelah barat dibatasi oleh hamparan Samudera Indonesia yang menjadi jalur pelayaran penting sejak masa lampau. Kota Mamuju sebagai ibu kota provinsi berdiri di tepi laut, menjadi pusat aktivitas pemerintahan, ekonomi, sekaligus gerbang masuk ke berbagai destinasi budaya dan alam yang menawan. Wilayah Sulawesi Barat didominasi oleh pesisir, dataran rendah, hingga kawasan pegunungan yang subur di bagian pedalaman, khususnya di Kabupaten Mamasa yang terkenal dengan udara sejuk dan lanskap berbukit. Bentuk geografis yang unik ini membentuk karakter masyarakat Sulawesi Barat yang dekat dengan laut, akrab dengan alam, dan kuat dalam menjunjung adat istiadat.Terletak di pesisir barat Pulau Sulawesi, wilayah ini dihuni oleh beragam etnis, salah satunya yang paling dominan adalah suku Mandar. Budaya Sulawesi Barat yang beragam hidup dalam bentuk tarian, kain tenun, ritual adat, hingga musik tradisional yang mengiringi perjalanan hidup masyarakatnya. Namun, arus modernisasi yang begitu deras mulai menggeser warisan ini ke pinggiran. Generasi muda lebih akrab dengan tren global ketimbang mengenal kekayaan budaya sendiri. Padahal, budaya lokal seperti Sayyang Pattudu, atraksi kuda menari, dan Tenun Mandar yang indah adalah warisan yang tidak hanya layak untuk dilestarikan, tetapi juga harus tampil di tengah peradaban digital saat ini.

Full version download PDF